Kamis, 28 Mei 2009

Biaya Demokrasi dan Ironi Kemiskinan

Musim kampanye Pilpres sebentar lagi. Rencananya tanggal 2 Juni ini KPU akan memulai kampanye perdana pilpres 2009. Sudah kebanyang di benakku jalan-jalan yang sudah mulai bersih pasca pemilu legislatif lalu akan marak lagi dengan atribut kampanye yang bertebaran tanpa mengindahkan keindahan dan kenyamanan para pengguna jalan. Televisi akan menyiarkan iklan-iklan propaganda calon presiden-wapresnya yang menurutku, sebagian besar adalah janji-janji yang sulit untuk dicapai oleh kandidat yang terpilih. Pengerahan massa untuk menghadiri rapat-rapat akbar kampanye kandidat akan membuat jalan-jalan yang sudah macet menjadi bertambah krodit. Dan seabrek aktivitas yang menurutku mubazir dan ga mendidik bangsa ini.

Tapi, sebenarnya hal di atas bukanlah sesuatu yang paling merisaukanku. Ada satu hal menurutku --yang membuat bangsa ini harusnya-- berpikir serius untuk membuat sistem pemilihan yang lebih efektif dan berkualitas. Efektif dalam artian sistem pemilihan yang mampu menghadirkan keterwakilan yang sesungguhya. Mereka yang yang terpilih seharusnya mereka yang memiliki kapasitas, moralitas dan agenda perjuangan yang jelas dengan biaya yang murah tanpa mubazir. Berkualitas dalam artian prosesnya mengedepankan nilai-nilai sportifitas fairness dan mendorong masyarakat pemilih untuk menjadi pemilih rasional dan cerdas.

Justru yang terjadi pada sistem pemilihan kita menurutku sistem pemilihan yang sangat mubazir, menghambur-hamburkan uang dan sangat tidak berkualitas. Dengan biaya penyelenggaraan dan kampanye kandidat pileg lalu yang menghabiskan ratusan tryliun Rupiah nyatanya tak mampu menjaring kandidat-kandidat yang kita harapkan. Sederet nama legislatif terpilih sebagian besar di luar dugaan kita. Mereka saat ini, lebih karena lebih dikenal masyarakat karena dari kalangan selebritis, dan mereka yang memiliki biaya kampanye besar. Sedangkan mereka yang memiliki idealisme tinggi dan memiliki agenda yang jelas banyak yang tumbang takterpilih.

Ke depan kita dihadapkan oleh tantangan besar angka kemiskinan kita masih tergolong tinggi, krisis ekonomi pun menghantui kita. Tentu banyak dari kita yang berharap dari wakil-wakil terpilih dalam pileg kemarin dan juga presiden dan wakil presiden terpilih kelak. Janganlah biaya besar yang telah dikeluarkan untuk membiaya pesta politik ini menjadi amat mubazir dan sia-sia belaka. Alangkah bahagianya kaum miskin apabila seandainya alokasi dana kampanye tersebut dialihkan menjadi kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kualitas dan martabat mereka.

Sekali lagi kami menghimbau kepada tim sukses capres untuk lebih bijak mengalokasikan dananya dalam kampanye pilpres besok. Jangan hamburkan uang yang bagi sebagian besar orang sulit untuk mendapatkannya bahkan hanya sekedar untuk makan 1 hari sekali saja. Ayo kita didik masyarakat ini dengan kampanye-kampanye cerdas dengan biaya murah.... kami akan pilih Anda yang punya kepedulian kepada kami bukan sekadar lips service, simbolistik apalagi penuh dengan kepura-puraan.... Perigi baru, 29 Mei 2009