Selasa, 31 Maret 2009

The Power of Forgiveness

“ … dan hendaknya mereka (mau) mengampuni dan memaafkan (di antara sesama mereka yang bersalah). Tidak sukakah kamu bahwasanya Allah akan menghapuskan dosa bagimu (dengan kamu mau mengampuni dan memaafkan sesama saudaramu), sementara Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang?” (Annur :22).

Dalam hidup ini tak ada satupun orang yang tak pernah membuat kesalahan. Bahkan, kesalahan pun pernah dilakukan oleh seorang nabi yang maksum (terlindungi dari perbuatan dosa). Masih ingatkah Anda dengan peristiwa yang diabadikan Allah dalam ayat-ayat awal surat Abbasya. Dikisahkan dalam ayat tersebut bagaimana Alah menegur nabi yang tanpa kesengajaanya sedikit mengabaikan seorang buta bernama Abdullah bin ummi maktum yang dalam pandangan Allah lebih mulia karena memiliki ketulusan untuk belajar agama kepada nabi. Tapi, sifat kemanusiaan nabi saat itu, ternyata lebih memberikan perhatian yang powerfull kepada seorang pembesar quraisyi. Padahal menurut Allah pembesar quraisy tersebut bukanlah orang yang serius belajar agama kepada nabi. Terhadap peristiwa ini, Allah menegur nabi Muhammad saw untuk tidak memandang remeh orang-orang yang di hadapan manusia tampak dipandang remeh seperti ummi maktum yang buta ini. Nabi pun menyadari kesalahannya dan saat itu pula beliau bertaubat dan memohon ampunan dan maaf dari Allah swt.

Masih ingatkah Anda dengan peristiwa perjalanan nabi Muhammad ke Thaif. Ketika itu nabi mendapatkan penentangan yang amat luar biasa dari penduduk Thaif. Nabi dilempari oleh batu hingga darah keluar dari anggota tubuh nabi. Malaikat Jibril yang menyaksikan hal tersebut marah luar biasa sehingga ia meminta kepada nabi untuk memberikan pertolongan kepadanya dengan meminta izin kepada nabi untuk melemparkan gunung uhud kepada mereka. Tadi tak mengiyakan apa yang diminta Malaikat Jibril. Tapi nabi hanya berkata singkat, ”sesungguhnya mereka tidak mengetahui apa yang ia perbuat”. Nabi pun memaafkan penduduk Thaif tersebut.

Dari 2 kisah di atas kita bisa memahami bahwa sesungguhnya dalam hidup ini, kita pernah berbuat salah, dimana hal tersebut sangat mungkin akan menyakiti, menyinggung, melukai perasaan orang lain dan kita pun pernah menjadi korban dari kesalahan orang lain. Allah dan nabi Muhammad telah memberikan contoh yang menjadi terbaik untuk kita menjalani hidup ini. Allah mengampuni nabi Muhammad, sedangkan nabi Muhammad memberikan maaf atas kesalahan penduduk Thaif kepadanya. Inilah sikap yang amat luar biasa, yang selanjutnya menjadi kisah-kisah terindah dalam perjalanan hidup nabi. Dengan sikap inilah selanjutnya nabi menjadi pemimpin besar dan orang paling berpengaruh di dunia ini.

Meminta maaf dan memaafkan dalam hidup ini sejatinya harus menjadi sikap yang harus dimiliki semua orang karena tak ada satu pun manusia yang selalu benar dalam melangsungkan kehidupannya. Manusia bukanlah makhluk sempurna yang tak pernah luput dari kesalahan,kekhilafan dan kekurangan. Bukankah nabi pernah bersabda: ”setiap anak Adam adalah pelaku kesalahan dan sebaik-baiknya pelaku kesalahan adalah mereka yang mau bertaubat.(HR. At-Tarmidzi, Ibn Majah dan Al Hakim).

Umar Fayumi, dalam sebuah artikelnya yang di tulis di majalah Noor. Mengingatkan kita betapa memaafkan memiliki manfaat yang amat luar biasa bagi perkembangan kejiwaan kita. Dengan memaafkan, lanjut Umar kita akan merasa enjoy dan lebih bisa dalam menikmati hidup degan perasaan riang dan senyum mengembang di bibir. Hari-hari yang selalu dipenuhi dengan kelapangan hati, keterbukaan diri, kesadaran, ketengangan diri dan kesadaran untuk selalu berbuat yang terbaik untuk orang lain akan memberikan stimulus positif yang mampu melahirkan energi untuk berprestasi.

Mengembangkan sikap memaafkan kesalahan orang lain memberikan kesempatan kepada kita untuk menutupi segala lembar kisah masa lalu yang kelam dan negatif dan membuat kita selalu mengawali hari baru degan lembaran baru yang putih bersih dan siap ditoreskan dengan prestasi emas. Kesempatan ini akan memberikan kesempatan kepada kita untuk lebih berorintasi ke depan dengan melihat masa lalu sebagai alat belajar untuk menyelesaikan permasalahan yang kelak muncul di depan.

Allah berfirman: ”Ambillah sikaf memaafkan dan perintahkan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang bodoh.” (QS. Al A’raf:199). Dari peritah Allah tersebut sesungguhnya memaafkan adalah sebuah sikap yang menunjukkan kesalehan pribadi kita yang membuktikan bahwa diri kita adalah orang yang memiliki kebesaran hati menerima orang lain sesuai dengan proporsinya. Manusia adalah makhluk yang tak pernah lepas dari kesalahan dan khilaf yang saat itu orang lain berbuat salah kepada kita dan mungkin saja di hari-hari selanjutnya kita yang melakukan kesalahan kepada orang lain. Tak kalah pentingnya, saat kita memaafkan berarti kita sedang mengalihkan fokus perhatian kita dari kejadian negatif yang menimpa diri seseorang kepada fokus lain yang lebih positif. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh yang positif juga terhadap tindakan-tindakan kita. Ayo mudahkan diri kita memaafkan (Universitas Mercu Buana, 8 Maret 2009).

Class Action Korban Situ Gintung

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Teman, pagi ini kita dikejutkan dengan musibah jebolnya tanggul situ gintung di Cirende Ciputat Tangerang Selatan Banten. Hujan deras sejak Kamis sore lalu membuat isi situ luber. Air dengan kapasitas lebih 2 juta kubik yang tak tertampung di dalam situ berhasil menjebol tanggul hingga 25 meter persegi.

Tak bisa dibayangkan bagaimana, laju air tersebut menghajar pemukiman penduduk yang hanya berada 12 meter di pinggir tanggul dan berada di bawar tanggul tersebut. Dalam waktu singkat air tersebut telah menghancurkan dan menyeret rumah-rumah yang berada dibawahnya. Dan yang sangat mengharukan adalah kisah di pagi buta setelah azan subuh tersebut juga ikut menghanyutkan ratusan penghuni rumah yang kebanyakan masih terlelap dalam tidurnya. Korban jiwa sampai tulisan ini dibuat berdarkan catatan tv one sekitar 54 orang. Ratusan orang lainnya masih dalam proses pencarian.

Kerugian material belum bisa dihitung, tapi dari salah seorang korban saja sudah ada yang menghitung kerugian materil sekitar Rp 800juta sampai Rp 1 Milyar. Melihat banyak rumah dan tempat usaha yang hancur bisa jadi kerugian mencapai ratusan milyar. Hal ini seperti disampaikan Maimun seorang pengusaha mebel yang kehilangan seluruh bengkel produksinya tanpa ada sisa satu pun barang maupun properti lainnya. Semua harta bendanya di bengkel tersebut hanyut terbawa arus. Bahkan, 2 orang pekerjanya ikut hanyut dan tewas.

Teman, musibah ini cukup mengangkat simpati publik. Tak kurang wakil presiden dan presiden bergantian untuk segera mengunjungi lokasi kejadian. Bahkan, presiden sendiri hari ini telah mengorbankan waktu cutinya untuk berkampanye di Serang. Ia lebih memilih untuk memberikan rasa simpati kepada korban bencana dengan mengunjunginya langsung ke lokasi.

Terlepas dari hal tersebut di atas, ada satu sisi yang saya coba angkat di sini. Dalam sebuah pemberitaan tadi pagi di TV One diungkapkan bahwa kerusakan pada tanggul Situ Gintung sudah terjadi atau berlangsung selama 2 tahun. Warga jug telah meminta pihak terkait untuk melakukan perbaikan. Tapi, hingga musibah terjadi hal ini belum juga kesampaian alias diperbaiki.

Menurut Saya ini hal serius yang harus mendapat perhatian semua pihak. Jika benar ungkapan warga lokasi sekitar seperti di kutip TV One. Kita patut meminta pertanggungjawaban publik kepada pajabat terkait. Mengingat dampak musibah ini telah mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit dan juga korban jiwa yang cukup besar, maka laporan warga seperti diberitakan TV One patut ditindaklanjuti.

Tanpa bermaksud untuk memperkeruh situasi atau menambah beban psikologis para korban serta menggangu kinerja tim yang terlibat dalam evakuasi korban. Menurut saya perlu untuk membentuk tim independen untuk melakukan investigasi lebih jauh laporan warga tentang kerusakan yang telah terjadi sejak dua tahun silam.

Sejauh mana kerusakan tersebut terjadi, apakah memang kerusakan tersebut berpotensi untuk menimbulkan bencana seperti yang terjadi saat ini? Jika memang hal ini terjadi kita perlu juga mengetahui kenapa kerusakan yang terjadi dibiarkan sampai 2 tahun tanpa perbaikan? Jika memang ada kelalaian dari pihak-pihak terkait, misalnya dengan sengaja tidak melakukan perbaikan hal ini harusnya bisa kita mintai pertanggungjawabannya. Jadi jika ini terjadi seharusnya para korban bisa melakukan class action.

Terakhir, saya berdoa semoga para korban mendapatkan ampunan dari Allah dan di terima di sisi Allah swt. Dan para keluarga korban diberikan ketabahan untuk menghadapi ujian ini.(Petukangan, 27/03/9)

Senin, 23 Maret 2009

Caleg Bermasalah

Dua hari lalu saya menyaksikan berita liputan kampanye salah satu parpol di Medan, Sumatera utara. Rasanya miris sekali hati ini menyaksikan berita tersebut. Apa yang membuat saya miris adalah bagaimana bisa seorang caleg yang selalu berkoar-koar ingin membela kepentingan rakyat kecil justru ketika kampanye melakukan perbuatan tak terpuji membohongi pedagang sate jinjing.

Dalam pemberitaan tersebut, seorang pedagang sate jinjing tampak marah-marah kepada sang caleg dari Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI). Pasalnya, ketika ia menagih bayaran atas sate yang dijualnya kepada sang Caleg yang sebelumnya memesan untuk para simpatisannya ia tak mau membayarnya. Sang caleg mungkir kalau dia telah memesannya.

Saya berpikir, beginikah profil caleg kita? Kalau hanya sekadar membayar sate yang cuma ratusan ribu Rupiah saja ia tak mau membayar apa yang ia pesannya, ini sangat keterlaluan. Padahal, bagi pedagang sate omset jualan dia saat itu sangatlah berarti bagi kelangsungan usahanya. Bagaimana perasaan keluarganya yang berharap banyak dari hasil penjualan sate hari itu. Sungguh terlalu, itulah ungkapan yang bisa kita ungkapkan terhadap kejadian tersebut. Lalu apa sebenarnya yang mau diperjuangkan sang caleg? Kalau baru kampanye saja sudah mempertontonkan kebohongan. Bisakah dia dipercaya mengemban amat besar untuk memperjuangkan aspirasi rakyat kecil.

Somoga kejadian di atas hanyalah kasuistik saja. Peristiwa ini, cukup membuat saya berpikir lebih jauh apakah potret caleg bermasalah semacam ini adalah gambaran umum dari caleg-caleg yang sekarang sedang ”manggung” di pentas demokrasi. Sekali lagi saya berharap, ini hanya kasuistik saja. Tapi, koq saya jadi teringat dengan berita beberapa hari sebelum kampanye. Ada berita caleg mencuri kelapa sawit untuk modal kampanye, ada lagi cerita caleg memperkosa anak di bawah umur dan yang teranyar tadi malam saya juga menonton berita caleg digelandang ke mapolsek karena menggelapkan dana bantuan pembangunan masjid untuk modal kampanyenya.

Teman, sudah sepatutnnya kita sebagai pemilih harus benar-benar teliti sebelum memutuskan memilih. Kenali dulu siapa yang mau kita pilih. Jangan sampai suara kita diberikan kepada mereka yang orientasi pencalegannya tidak jelas seperti ingin cari uang saja atau popularitas saja atau orientasi-orientasi lainnya yang sangat sarat dengan kepentingan pribadi saja. Suara kita haruslah kita berikan untuk mereka yang benar-benar ingin berjuang untuk masyarakat khususnya mereka yang di bawah garis kemiskinan, mereka yang termiskinkan secara sistematis.

Masa kampanye ini, ayo kita manfaatkan untuk benar-benar memperhatikan siapa-siapa yang layak kita berikan amanah. Mereka yang pantas tentunya adalah mereka yang bersih, amanah, cerdas, berani, peduli, memiliki visi perjuangan, punya track record baik di masyarakat. Tanpa harus skeptis terhadap apa yang saya paparkan di atas, saya yakin masih ada mereka yang memiliki karakteristik di atas. Selamat menikmati pesta demokrasi. Semoga akhir dari pesta ini segala harapan kita tentang masa depan bangsa ini dapat terwujud. (Pondok Parigi Indah, 21 Maret 09).

Bagaimana Merancang Dana Pendidikan Anak Anda

”Dan Hendaklah takut orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh karena itulah hendaknya mereka bertakwa kepada Allah swt dan hendaklah mereka berkata yang benar”. (surat AnNisa: 9)

Dalam tulisan berikut saya ingin mencoba lebih teknis lagi membantu teman-teman untuk merencanakan bagaimana seharusnya kita menyiapkan rancangan dana pendidikan untuk anak-anak kita tercinta.Tapi sebelumnya saya ingin menjelaskan sedikit apa itu perencanaan keuangan? Perencanaan adalah cara kita dalam menyiapkan kebutuhan jangka panjang yang berkaitan dengan kebutuhan keuangan seperti menyiapkan biaya pendidikan bagi putra-putri kita , menyiapkan biaya kehidupan ketika pensiuan nanti, membangun bisnis, termasuk untuk mempersiapkan bila resiko kehidupan terjadi kepada diri kita seperti terkena penyakit kritis, cacat total bahkan meninggal dunia.

Jadi, mempersiapkan dana pendidikan anak termasuk dalam perencanaan pendidikan jangka panjang. Hal ini tentunya memerlukan strategi khusus dan persiapan yang matang. Sebab, anak adalah titipan Tuhan dimana hak-hak anak haruslah kita persiapkan dan berikan sebaik mungkin. Salah satu hak tersebut adalah mendapatkan pendidikan yang terbaik. Pentingnya pendidikan terbaik bagi anak-anak kita adalah karena pendidikan menjadi salah satu faktor kunci bagi bagi kesuksesan anak kita dalam menghadapi hidupnya kelak.

Hal lain yang membuat menyiapkan pendidikan terbaik bagi anak kita menjadi sangat urgent adalah karena dari tahun ke tahun biaya pendidikan, terutama pendidikan tinggi mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Adapun tantangan ke depan juga menjadi kendala tersendiri bagi anak-anak kita. Sudah dapat dipastikan bahwa standar pendidikan ke depan menjadi lebih tinggi lagi dari sekarang. Kita bisa membayangkan ke depan bagaimana sulitnya menghadapi persaingan kerja dan bisnis. Jika saat ini saja lulusan-lulusan sarjana S1 banyak yang tersingkir dari bursa kerja. Apatah kelak yang akan terjadi dengan anak-anak kita. Tentu, Sarja S1 sudah sangat tidak mencukupi lagi untuk ia bersaing dengan derasnya globalisasi yang berimplikasi pada pasar tenaga kerja global.

Karenanya ada hal-hal yang perlu menjadi perhatian kita untuk dipersiapkan. Hal tersebut adalah:

1. Jenjang pendidikan Anak.
Jenjang pendidikan dimulai dari TK, SD, SMP, Pendidikan tinggi atau Universitas. Sebagian orang merasa perlu untuk memasukkan anaknya di Playgroup sebelum masuk TK. Kebanyakan orang tua menyiapkan anak sekolah hingga S1, sebagian lagi mempersiapkan anaknya untuk sekolah hingga jenjang S2. Banyak pula dari orang tua yang memberikan pendidikan tambahan luar sekolah kepada anak-anak.

Jenjang pendidikan inilah yang menjadi pertimbangan berapa sesungguhnya biaya yang harus kita persiapkan untuk anak-anak kita. Karenanya, kita sebagai orang tua sudah bisa merencanakan sampai tingkat atau level apa anak-anak kita bersekolah. Apakah kita mulai dari Playgroup hingga S1 atau langsung masuk TK atau SD, hingga S2.

2. Si Kecil mau sekolah dimana?
Apakah anak mau kita akan masuk sekolah negeri atau swasta. Di dalam atau Di luar Negeri. Hal ini bisa menjadi bahan perkiraan berapa dana yang sebetulnya kita butuhkan untuk buah hati kita. Tentu berbeda biaya sekolah negeri dengan swasta. Preferensi ini sangat ditentukan dengan kondisi keuangan kita. Tentu prinsip utamanya adalah memilihkan pendidikan terbaik sesuai dengan kondisi keuangan kita.

3. Cari Informasi dana yang dibutuhkan di sekolah tersebut.
Untuk mengetahui beberapa sesungguhnya dana pendidikan untuk anak-anak kita tak ada jalan lain selain kita mencari tahu berapa masing-masing dana yang dibutuhkan untuk setiap level pendidikan yang akan dijalaninya.

4. Menghitung berapa tahun anak akan menjalani sekolahnya.
Jika sudah kita ketahui rencana masa pendididikan anak-anak kita dan kita sudah tahu seberapa besar biaya yang diperlukan maka hitunglah nilai akan datang (future value) dari biaya tersebut dengan memperkirakan angka inflasi setiap tahunnya. Kita pun InsyaAllah akan mengetahui sebarap besar kebutuhan biaya yang akan diperlukan. Selanjutnya hal ini akan memudahkan kita untuk melakukan perencanaan keuangan untuk mencapai cita-cita dan keinginan tersebut. Selamat merencanakan keuangan. Insya Allah tulisan berikut saya akan mengupai sebuah produk unit link sebagai salah satu metode perencanaan keuangan yang bisa membantu Anda untuk mencapai masa depan yang lebih baik. (Pondok Parigi Indah, 23/03/09)

Asuransi Pendidikan Anak Anda

Sahabat, beberapa pekan yang lalu saya pernah menjanjikan bagaimana merencanakan keuangan untuk pendidikan anak-anak kita. Tulisan berikut semoga ada manfaatnya yaa… Bagi kita para orang tua sangatlah penting membangun kesadaran untuk mempersiapkan dana/anggaran untuk pendidikan anak-anak kita. Sebab, prinsipnya semakin dini mempersiapkan dana pendidikan anak maka akan semakin baik. Sebab, semakin dini mempersiapkannya berarti optimalisasi hasil yang ingin dicapai akan semakin mudah dan cepat diwujudkan. Hasil investasi atau margin bagi hasil yang didapatkan dari tabungan dana pendidikan itu pun akan semakin besar.

Selain itu, jika kita mengambil program asuransi pendidikan maka hal terpenting yang perlu teman-teman ketahui adalah jumlah premi yang kita bayarkan sangatlah tergantung pada usia orang tua dan anak yang ikut. Semakin bertambah usia kita, akan meningkatkan biaya premi yang kita bayarkan. Ini artinya, nilai pertanggungan yang sama akan berbeda besarnya premi yang dibayarkan untuk usia yang berbeda. Jadi jika sekarang kita berusia 30 tahun dan ikut program asuransi pendidikan untuk anak kita jumlah premi yang kita bayarkan akan berbeda jika kita menundanya sampai usia 35 tahun. Jadi, Ayo jangan sampai kita menunda untuk memberikan yang terbaik untuk anak kita. Tidak ada kata terlambat untuk membelikan polis asuransi pendidikan untuk anak kita.

Teman, dalam mempersiapkan dana pendidikan, sebaiknya kita sesuaikan dengan kemampuan financial yang kita miliki. Prinsipnya jangan memaksakan diri, karena yang terpenting adalah persiapan sejak dini yang utama kita lakukan. Sisihkan saja yang wajar yang tidak mengganggu cash flow keluarga Anda. Untuk mempersiapkannya ada beberapa point penting yang menjadi tinjauan kita. Hal ini dilakukan agar tujuan pendidikan anak kita tercapai, berikut point penting tersebut.

Pertama; Merencanakan pendikan anak harus mempertimbangkan jmlah anak, usia orang tua, serta usia anak. Berdasarkan hal tersebutlah kita selanjutnya mampu menyususun rencana pengelolaan keuangan keluarga yang dapat menjamin pendidikan bagi anak di masa mendatang.

Kedua; Mengatur jumlah anggaran pendidikan setiap anak sesuai dengan jenjang pendidikan. Pengaturan ini dapat dilakukan dengan cara menabung sendiri atau mengikuti program asuransi pendidikan untuk masing-masing anak. Saya mereferensikan untuk mengikuti program asuransi pendidikan karena hal ini akan lebih mendisiplinkan kita untuk menabung dengan teraratur.

Ketiga; Realistis dalam merencanakan anggaran pendidikan anak. Pilihlah instrumen investasi yang paling memungkinkan untuk Anda. Semisal, bagi Anda yang berani terhadap risiko. Cocok kiranya untuk membeli produk asuransi pendidikan yang nilai keuntungan investasinya tinggi yakni produk unitlink yang berbasis equity fund. Hal ini akan sangat cepat bagi pertumbuhan nilai investasi Anda.

Keempat; Perbandingan tabungan dan kebutuhan. Secara umum umum sebaiknya persentase tabungan rutin adalah 5% untuk simpanan arus kas, 10% untuk tabungan jangka panjang seperti tabungan pendidikan, pensiun dan 5% untuk pengembangan investasi jangka panjang. Usahakan total tabungan Anda minimal 20% dari income Anda.

Kelima; Berani mengurangi dana untuk keperluan lain. Kebutuhan untuk anak kita adalah sesuatu yang tak bisa ditawar, karena ia adalah investasi termahal kita. Jadi, jika Anda mengalami kesulitan keuangan usahakan untuk tetap konsisten menyisihkan tabungan untuk anak kita. Cobalah koreksi ulang pengeluaran kita dan pangkas keperluan lain yang bisa ditinggalkan.

Tragedi Pendidikan di Tengah Janji Manis Politisi

Obral janji, klaim keberhasilan marak di mimbar kampanye. Tapi, ada hal yang sangat mengharukan terjadi pada pekan lalu. Murid sekolah dasar di SD Negeri Sukamulyo Kabupaten Malang berubutan bangku sekolah. Saling tarik dan diiringi raungan tangis bocah-bocah lugu pewaris masa depan bangsa ini. Ironis!!!

Sungguh ironis sekali, di tengah klaim keberhasilan pemerintah, ternyata masih ada SD Negeri yang tidak mampu melunai hutang pengadaan bangku dan meja sekolah. Dan ini adalah fenomena gunung es. Hanya yang terlihat oleh media masa, saya yakin bahwa yang tak terliput oleh media massa lebih banyak lagi. Di mana letak keberhasilan yang diklaim pemerintah.

Janji manis yang kini marak di mimbar kampanye pun sesungguh janji-janji lama yang sampai hari ini belum juga terwujudkan. Mulai dari pendidikan gratis yang nyatanya masih penuh dengan pungli sebagai kompensasi atas biaya yang dulu pernah dibayarkan orang tua murid ke sekolah. Kini marak dijanjikan kembali. Masih ingat pemilu 5 tahun lalu, ketika parpol menjanjikan perbaikan di dunia pendidikan tapi kenyataannya masih banyak sekolah yang hampir ambruk pun sampai kini masih berdiri terseok. Tak ada Anggota Dewan yang mau mengadvokasi dengan serius hal ini.

Kini pemilu akan segera menghampiri kita. Masa kampanye sudah tiba, musim janji pun telah marak. Seperti pedagang obat para politisi kini sedang asyik menjual pepesan kosong kepada kita. Maukah kita membeli pepesan kosong itu. Tentu tidak. Kita mau pepesan ikan, atau pepesan tahu yang jelas isi dan rasanya.

Sekali lagi, teman. Kita harus mengingatkan para politis untuk tidak mengumbar janji surga yang belum tentu mereka mampu memperjuangkannya. Kita lebih perlu hal yang kecil-kecil tapi itu bisa realistis dilaksanakan. Kita perlu komitmen yang jelas ketimbang janji. Komitmen untuk tidak korupsi, komitmen untuk bekerja profesional, komitmen untuk sungguh memperhatikan aspirasi pemilih. Ingat kita bukan objek demokrasi tapi kita subjek demokrasi, kita pemegang saham terbesar untuk majunya demokrasi kita, Jangan sampai tragedi memilukan dan memalukan terjadi lagi de tengah kita. (Pondok Parigi Indah, 23/03/09).

Kamis, 12 Maret 2009

Kampanye dan Kebaikan Sejati

Masih bebarapa hari lagi kampanye Pileg akan dimulai, atribut kampanye makin memenuhi ruas-ruas jalan. Bahkan, gang-gang sempit pun kini telah dipenuhi pula atribut kampanye. Dan sepertinya hal ini akan semakin bertambah marak saja dengan semakin mendekatnya ajang kampanye.

Selain itu, para kandidat pun kini makin sering keliling pelosok-pelosok pemukiman guna mencari dukungan. Mulai dari hanya sekadar dialog basa-basi yang sering mereka sebut sebagai jaring dan serap aspirasi, sampai pada janji "ini-itu" jika terpilih nanti. Tidak sedikit juga dari caleg tersebut yang sudah membayar "DP POlitik" kepada masyarakat dengan memberi sumbangan bermacam rupa. sebut saja, perbaikan lapangan olahraga, aspal jalan, perlengkapan ibadah dan yang bermodal besar tentu memberikan ongkos mobilisasi kepada tokoh-tokoh yang dianggap berpengaruh yang dapat menjadi vote geter.

Teman, ada yang harus kita cermati terhadap fenomena 5 tahunan ini. Jangan mudah terkecoh dengan obral kebaikan di saat menjelang kampanye seperti ini. Di hari-hari menjelang pemilihan umum ini. Kita sering menjumpai "orang-orang baik" bertambah banyak, terutama mereka yang menjadi caleg-caleg dan para tim suksesnya. Mereka begitu rela dan "ikhlas" menggelontorkan pundi-pundi kekayaannya untuk membiayai kampanyenya.

Kita harus benar-benar jeli. Apakah kebaikan selama menjelang kampanye ini adalah sebuah bentuk kepedulian yang sesungguhnya. Ataukah hanya sekadar "Carmuk" untuk memuluskan mereka melenggang ke gedung dewan yang terhormat. Inilah yang harus kita perhatikan bersama. Jangan sampai kita kembali tertipu. Tertipu untuk kesekian kalinya. Ayo teman, kita gunakan hati nurani kita untuk benar-benar mampu menilai dengan cermat dan bijak. Siapa-siapa saja Caleg yang memang memberi dengan tulus dan ikhlash untuk masyarakat.(bersambung)