Senin, 23 Maret 2009

Caleg Bermasalah

Dua hari lalu saya menyaksikan berita liputan kampanye salah satu parpol di Medan, Sumatera utara. Rasanya miris sekali hati ini menyaksikan berita tersebut. Apa yang membuat saya miris adalah bagaimana bisa seorang caleg yang selalu berkoar-koar ingin membela kepentingan rakyat kecil justru ketika kampanye melakukan perbuatan tak terpuji membohongi pedagang sate jinjing.

Dalam pemberitaan tersebut, seorang pedagang sate jinjing tampak marah-marah kepada sang caleg dari Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI). Pasalnya, ketika ia menagih bayaran atas sate yang dijualnya kepada sang Caleg yang sebelumnya memesan untuk para simpatisannya ia tak mau membayarnya. Sang caleg mungkir kalau dia telah memesannya.

Saya berpikir, beginikah profil caleg kita? Kalau hanya sekadar membayar sate yang cuma ratusan ribu Rupiah saja ia tak mau membayar apa yang ia pesannya, ini sangat keterlaluan. Padahal, bagi pedagang sate omset jualan dia saat itu sangatlah berarti bagi kelangsungan usahanya. Bagaimana perasaan keluarganya yang berharap banyak dari hasil penjualan sate hari itu. Sungguh terlalu, itulah ungkapan yang bisa kita ungkapkan terhadap kejadian tersebut. Lalu apa sebenarnya yang mau diperjuangkan sang caleg? Kalau baru kampanye saja sudah mempertontonkan kebohongan. Bisakah dia dipercaya mengemban amat besar untuk memperjuangkan aspirasi rakyat kecil.

Somoga kejadian di atas hanyalah kasuistik saja. Peristiwa ini, cukup membuat saya berpikir lebih jauh apakah potret caleg bermasalah semacam ini adalah gambaran umum dari caleg-caleg yang sekarang sedang ”manggung” di pentas demokrasi. Sekali lagi saya berharap, ini hanya kasuistik saja. Tapi, koq saya jadi teringat dengan berita beberapa hari sebelum kampanye. Ada berita caleg mencuri kelapa sawit untuk modal kampanye, ada lagi cerita caleg memperkosa anak di bawah umur dan yang teranyar tadi malam saya juga menonton berita caleg digelandang ke mapolsek karena menggelapkan dana bantuan pembangunan masjid untuk modal kampanyenya.

Teman, sudah sepatutnnya kita sebagai pemilih harus benar-benar teliti sebelum memutuskan memilih. Kenali dulu siapa yang mau kita pilih. Jangan sampai suara kita diberikan kepada mereka yang orientasi pencalegannya tidak jelas seperti ingin cari uang saja atau popularitas saja atau orientasi-orientasi lainnya yang sangat sarat dengan kepentingan pribadi saja. Suara kita haruslah kita berikan untuk mereka yang benar-benar ingin berjuang untuk masyarakat khususnya mereka yang di bawah garis kemiskinan, mereka yang termiskinkan secara sistematis.

Masa kampanye ini, ayo kita manfaatkan untuk benar-benar memperhatikan siapa-siapa yang layak kita berikan amanah. Mereka yang pantas tentunya adalah mereka yang bersih, amanah, cerdas, berani, peduli, memiliki visi perjuangan, punya track record baik di masyarakat. Tanpa harus skeptis terhadap apa yang saya paparkan di atas, saya yakin masih ada mereka yang memiliki karakteristik di atas. Selamat menikmati pesta demokrasi. Semoga akhir dari pesta ini segala harapan kita tentang masa depan bangsa ini dapat terwujud. (Pondok Parigi Indah, 21 Maret 09).

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kebanyakan politisi memang busuk