Senin, 16 Februari 2009

Berubah itu Perlu

“Dunia tidak harus berubah. Satu-satuya yang harus berubah adalah sikap kita”
(Geral Jampolsky)

Kehidupan selalu ditandai oleh perubahan. Seorang manusia misalnya, mengawali hidupnya menjadi seorang bayi yang kehidupannya sangat tergantung kepada orang terdekatnya. Kemudian, ia menjadi makhluk kecil yang belajar bicara, berjalan, berlari dan melaksanakan aktivitas lainnya yang ia pelajari dari lingkungan sekitarnya.

Ketika manusia ingin bertumbuh, maka ia harus mampu melampaui banyak perubahan dari dalam maupun luar dirinya. Dan syarat utama dari sebuah perubahan adalah adanya kemauan untuk melakukan proses belajar yang continue. Apa yang terjadi apabila kita tak peduli dengan perubahan? Ketika kita tidak mau mengambil jalan perubahan maka sesungguhnya kita sedang menyerahkan diri dan keadaan diri kita diubah oleh orang lain atau diri kita dipaksa berubah oleh perubahan yang sebelumnya tidak kita kehendaki tersebut. Maka, perubahan menjadi peristiwa yang amat pahit bagi diri kita.

Perubahan atau pembaharuan atau apa pun nama lain yang diberikan pada dasarnya dilakukan untuk melanjutkan kehidupan. Maka, siapapun yang mencintai kehidupan dirinya hendaklah tidak membenci, memusuhi perubahan. Apalagi sampai membunuh perubahan. Menarik apa yang disapaikan oleh Goerge Bernard Shaw menurutnya, tak ada kemajuan tanpa perubahan. Ia menambahkan bahwa orang yang tak bisa mengubah pikirannya tak akan mengubah apapun. Senada dengannya Jhon F. Kennedy, mengemukan bahawa change is the law of life.

Setelah kita menyadari bahwa perubahan adalah keniscayaan, maka sepatutnya kita paham benar, apa-apa saja yang menjadi objek atau dimensi perubahan yang harus kita hadirkan untuk diri kita. Yang pertama kali harus kita ubah dalam hidup ini adalah apa yang ada di kepala kita. Kita tidak akan mencapai hasil yang baru manakala kita tak mau menyadari bahwa isi kepala kita harus dimuati oleh pikiran-pikiran segar. Menyelesaikan sesuatu dengan menggunakan cara-cara baru adalah kebutuhan zaman. Seorang sukses adalah sosok yang sangat terbuka dengan hal-hal baru. Ia siap membuka alam pikirannya terhadap cara-cara baru. Mendapatkan pengalaman baru dari melakukan cara baru adalah sesuatu yang menyenangkan.

Orang yang cinta perubahan adalah mereka yang selalu mencoba hal-hal baru, dan ketika ia tak mendapatkan hasil yang baik dari caranya itu maka ia tak memandangnya sebagai kegagalan. Ia akan mengatakan bahwa caranya mungkin belum tepat, masih salah sehingga ia terus mencari cara baru untuk mencapai keberhasilannya. Ia akan sangat senang mendapatkan ribuan pembelajaran baru di dunia ini. Aktivitas belajarnya dilakukan dimana saja, kapan saja, kepada siapa saja tanpa ada ruang atau dimensi yang bisa membatasinya. Ia akan sambut dengan ramah pembalajaran dan pengalaman baru sebagai khasanah baru yang akan mengisi ruang-ruang di dalam kepalanya.

Dimensi perubahan yang kedua adalah, sikap (atitude). Sesungguhnya kesuksesan seseorang lebih ditentukan oleh sikapnya menghadapi kehidupan ini. Orang yang menyikapi kehidupan ini dengan santai maka kelak ia tak akan mendapatkan hasil yang besar. Orang yang menyikapi hidup ini dengan sikap-sikap positif dan memiliki pandangan hidup yang besar terhadap kehidupan ini ia kelak akan mendapatkan buah dari sikapnya tersebut terhadap hidup ini. Sepatutnya, kita senantiasa memperbaharui sikap kita terhadap hidup ini. Jangan biarkan sikap kita menjadi tercemari oleh virus yang merusak hidup kita.

Jangan Berhenti Belajar

“Tuntutlah ilmu (belajar) dari buaian hingga liang lahat” (Alhadits).

Kisah inspiratif yang perlu kita ambil hikmahnya. Adalah Kazui Inamori, seorang anak desa yang kini menjadi konglomerat terkemuka di Jepang. Ketika pertama kali ia bekerja pada tahun 1955, ia punya hambatan besar dalam menerima dan berbicara di telepon. Maklum, ia anak desa yang tak pernah tinggal di kota besar, jadi sangat tidak terbiasa berbicara dengan dialek selatan yang kental. Ia tak mau menunjukkan dialek desanya yang ’medog”.

Tapi, ia tak mau hal tersebut berlangsung lama. Ia sadar bahwa dirinya memeliki kekurangan dalam hal berbahasa. Makanya ia tak mau mengalami kompleks kurang harga diri, minder dan malu. Saat itu pula ia memutuskan untuk menerima kelemahannya dan mau bekerja keras untuk menutupi ketidaknyamanannya itu dengan belajar.

”Saya memang anak desa, itu harus saya akui, saya hanya kuliah di Sekolah Tinggi desa. Saya tidak banyak mengetahui tentang dunia luar, karenanya saya tak pernah berharap sukses kecuali saya belajar segalanya mulai dari bawah dan bekerja lebih keras dibandingakan orang lain,” Ujarnya dengan penuh optimistik.

Singkatnya, ia belajar untuk tidak menyangkal kelemahannya. Untuk tidak berpura-pura atas ketidakmampuanya melakukan sesuatu. Ia terima semua itu sebagai tantangan besar untuk meraih keinginan besar dalam hidupnya. Ia putuskan untuk melangkah lebih baik, dengan belajar serius. ”Janganlah berpura-pura dapat melakukan sesuatu yang sesungguhnya tak bisa Anda lakukan. Akui apa yang Anda tidak bisa dan mulai dari sana”. Seperti ditulis Kazuo Imamori dalam bukunya Passion for Success.

Penghalang keberhasilan terbesar kita sesungguhnya adalah ketika kita merasa sudah pintar. Kita puas dengan apa yang telah kita kuasai dan capai hari ini. Padahal, dunia selalu berkembang cepat. Arus perkembangan teknologi informasi begitu derasnya. Dunia bisnis begitu ekspansif kemajuannya. Kemampuan, kepandaian yang kita miliki tidak mungkin mampu menjawab tantangan-tantangan yang ada dan berkembang begitu pesat. Jadi, tak ada orang yang sukses tanpa menjadi pembelajar seumur hidup, karena masalah dan tantangan hidup selalu lebih cepat mengalami perubahan ketimbang kemampuan dan ilmu yang kita miliki untuk menyelesaikan masalah itu.

Nikmati Kegagalan

Sukses adalah 99% gagal (Soichiro Honda, Pendiri Honda Motor Company)

Dalam segala bidang kehidupan tidak ada orang yang mau gagal. Seorang pelajar tentu ingin lulus dengan nilai yang memuaskan. Seorang guru ingin anak didiknya dapat memahami setiap pelajaran yang diajarkan. Salesmen ingin produknya terjual. Para pengusaha ingin perusahaannya untung. Jadi jelas setiap orang ingin menjadi pemenang. Orang akan bangga apabila mampu mencapai apa yang menjadi target dan keinginannya.

Tapi, sudah menjadi kelaziman bahwa untuk mencapai kesuksesan tersebut haruslah melalui jalan yang berliku. Proses yang harus dilalui memerlukan penantian. Kebanyakan orang tidak pernah menyiapkan sebuah kondisi dalam dirinya kalau-kalau proses yang dilalui akan memberikan hasil kegagalan. Gagal bagi kebanyakan orang adalah sebuah momok yang menakutkan. Kita tahu bahwa kebanyakan orang berhasil setelah melalui proses kegagalan demi kegagalan. Memang ada dari mereka yang mencapai keberhasilannya dengan cara yang mulus-mulus saja. Tapi ini sangat sedikit.

Banyak dari kita yang sangat puas dengan keberhasilan yang didapatinya, tapi sangat sedikit dari kita yang mampu ’menikmati’ kegagalan. Padahal jika kita mampu ’menikmati’ kegagalan ini berarti kita sedang mempertinggi kesigapan kita untuk dapat mengantisipasi tanda-tanda kegagalan yang mungkin saja terjadi berikutnya. Orang yang ’menikmati’ kegagalan adalah orang yang mereview proses yang ia lakukan guna mencari tahu kenapa ia gagal. Ia akan menjadikan pengalaman kegagalannya itu sebagai stimulan positif dalam rangka menghadirkan kesuksesan.

Kenapa kita harus ’menikmati’ kegagalan kita? Karena sesungguhnya kesuksesan ataupun kegagalan keduanya seperti teman, mereka tidak dipisahkan terlalu jauh seperti kutub selatan dan kutub utara. Karena, orang yang sukses biasanya lebih banyak mengalami kegagalan, tetapi ia tak pernah langsung berhenti. Orang gagal adalah orang yang memutuskan berhenti melakukan ketika kesuksesan belum ia dapatkan. Karenanya ketika kita belum memutuskan berhenti untuk mencapai kesuksesan, maka selama itu pula peluang sukses atau gagal akan terus berdampingan.

Kesuksesan akan lebih tampak dihadapan mata, bagi mereka yang ’menikmati’ kegagalannya dengan cara mempersiapkan dirinya untuk mencapai kesuksesan itu. Mereka adalah orang yang merelakan tidur lebih malam dan bangun lebih awal. Rela melumuri badannya dengan peluh dan keringat. Memasukkan lebih banyak ke kepalanya nutrisi berupa ilmu dan pengetahuan dan belajar dari setiap kesalahan yang dilakukanya. Selalu mencari cara terbaru untuk memecahkan batu-batu penghalang cita-citanya.

Henry Ford pernah mengatakan bahwa kegagalan hanyalah sebuah peluang untuk memulai lagi dengan cara yang lebih cerdik. Kita setuju di dunia ini banyak orang gagal. karena kebanyakan dari mereka berhenti melakukan dan mencoba lagi setelah kegagalan ia jumpai. Sedikit sekali di dunia ini orang yang mau melakukan lagi setelah orang lain menilainya gagal Kisah yang amat masyur tentang orang-orang sukses yang tak pernah putus asa mendapati hidupnya penuh dengan kegagalan kisah kolonel sharder bagaimana ia harus ditolak oleh lebih 2000 orang ketika ia menawarkan resep ayam gorengnya, dan karena usahanya tersebut kini kita mengenal ayam goreng kentucky.

Kisah tak kalah dramatiknya adalah Sirivat, seorang pengusaha property dari Thailand yang bangkrut akibat tak kuat menanggung bunga bank yang naik hingga 70%. Kekayaannya musnah dalam sekejap. Di tengah kegagalannya itu ia tak menyerah. Ia menikmati kegagalannya. Ia tidak prustasi apalagi bunuh diri. Ia mau mengawali kembali bisnis barunya dengan berjual sadwich keliling dengan menggunakan box gendong. Ia korbankan semua perasaannya, rasa malu, rasa malas, rasa kecewa. Dan apa yang ia hasilkan kini setelah 12 tahun bangkit, bermula dari menjual 40 sadwich per hari, kini ia telah memiliki bisnis besar dengan banyak kedai Coffe corner, beragam produk minuman juga mampu ia pasarkan. Dan ia makin yakin, dalam waktu singkat ia mampu menyaingin starbuck, ia juga bertekad akan menjual 100.000 sanwich dalam setiap harinya.

Disiplin Kunci Sukses

Orang bijak pernah mengatakan seperti ini, “kala kita bodoh kita ingin menguasai dunia, kala kita pintar dan bijak kita ingin menguasai diri kita sendiri.” Bagi pribadi sukses kata-kata di atas sangatlah dasyat dan luar biasa. Sebab, mereka menyadari bahwa tantangan terbesar bagi pribadi yang ingin sukses adalah menguasai diri sendiri. Berapa banyak di dunia ini orang yang bisa membuat ribuan perencanaan hidup tapi sedikit sekali dari mereka yang mampu menjalankan rencana yang telah dibuatnya itu. Ini artinya kita harus mampu melahirkan kedisiplinan diri untuk dapat sukses.

Tak ada orang yang bisa sukses selain dia yang siap menghadapi dan mengatasi kesulitan-kesulitan dan mempersiapkan dairi memikul tanggung jawab (William J H Boetcher)

Rhenald Kasali, dalam bukunya Change, mengutip apa yang ditulis Jhon C. Maxwell (1993) dalam buku Developing the Leader Within You. Memberikan tips praktis untuk membangun kedisiplinan diri. Pertama; Mulailah dengan diri sendiri (start with yourself). Selalu lakukan suatu yang positif dari diri sendiri. Lakukan intropeksi diri sebelum menuntut orang lain untuk melakukan Sesutu.

Kedua; jangan berorintasi pada orang lain tapi bagi diri sendiri. (dont oriented to another but yourself). Kita harus ikhlas dalam mendisiplinkan diri, jangan karena kita ingin mengalahkan orang lain atau ingin mendapatkan pujian orang lain. Kita akan kecewa ketika orang lain tidak bisa kita kalahkan, atau kita akan menyesal ketika tidak ada orang lain yang memuji kita. Jadi dampak disiplin yang lahir karena orang lain tidaklah permanen untuk memajukan diri kita.

Ketiga; Jangan Menunda. Lakukan dari sekarang (start early). Kebiasaan buruk kita adalah menunda pekerjaan, memperlambat memulai hal-hal baik yang sudah ada dalam pikiran kita. Jangan tunggu sore datang kalau di pagi hari kita mampu menyelesaikan pekerjaan untuk sore hari. Kita harus adopsi cara-cara bekerja orang besar : kerja keras dengan tidak menunda pekerjaan, persistent (ulet dan tekun), bertanggungjawab dan bersikap positif.

Keempat; Mulailah dari hal yang kecil (start small), Jangan abaikan hal-hal kecil, karena hal-hal besar selalu diawali dari yang kecil. Perubahan besar tidak akan terjadi jika tidak diawali dari perubahan kecil. Disiplin untuk membuang sampah pada tempatnya, shalat tepat waktu, bangun sebelum subuh adalah perkara kecil yang mampu mendorong kita untuk melakukan kedisiplinan yang lebih besar. Ingatkah kita dengan pepatah China yang mengatakan bahwa orang yang memindahkan gunung memulai dengan memindahkan batu-batu kecil.

Mulai sekarang juga (start Now), Sekarang! Ya, harus sekarang karena menunda hari esok membuat fokus kita menjadi hilang, karena kita bisa dipastikan esok hari kita akan mendapatkan pekerjaan lainnya.