Senin, 11 Januari 2010

Mobil Mewah di tengah Rakyat Susah

Assalamu'alaikum wr wb,

Data WHO menyebutkan, selama tiga tahun terakhir (2005-2007) sedikitnya 50 ribu orang Indonesia melakukan bunuh diri akibat kemiskinan dan himpitan ekonomi (Harian SIB). Di Yahukimo, Papua, dikabarkan 113 orang meninggal dunia karena kelaparan (Okezone.com) . Berdasarkan data statistik kesehatan Departemen Kesehatan tahun 2005, dari 241.973.879 penduduk Indonesia sebanyak enam persen atau sekitar 14.500.000 orang menderita gizi buruk (baca: kelaparan). Sebagian besar penderita gizi buruk tersebut berusia di bawah lima tahun (Kompas.com) . Sepertiga Balita di Indonesia mengalami kurang gizi/busung lapar akibat kelaparan.

Sementara hutang Indonesia setiap tahun terus bertambah hingga saat ini melebihi Rp 1.600 trilyun.

Toh di tengah kemiskinan rakyat dan juga hutang yang kian menggunung, para pejabat membagi-bagi mobil mewah Toyota Crown senilai Rp 1,3 milyar! Segelintir pejabat seperti pimpinan KPK menolak mobil mewah tersebut dengan alas an mobil lama sudah mencukupi. Sementara Wakil Ketua DPR, Pramono Anung dari PDIP masih punya nurani untuk menolak mobil mewah tersebut dengan alasan sudah punya mobil pribadi.

Namun, sayangnya banyak pejabat yang masih belum punya kepekaan sosial. Seorang menteri berkata bahwa mobil senilai Rp 1,3 milyar itu tidak mewah. “Toh itu merupakan simbol negara dan uangnya juga ada kan?”, begitu katanya.

Mungkin menteri itu tidak sadar jika para pejabat rela dengan mobil dinas sebelumnya seharga Rp 350 juta, maka bisa dihemat uang sebesar hampir Rp 1 milyar untuk setiap mobilnya. Hutang Indonesia bisa ditekan, dan uang tersebut bias digunakan untuk menyelamatkan rakyat Indonesia dari kelaparan.

Seandainya ada Rp 132 milyar yang seharusnya untuk mobil mewah Rp 1,3 milyar bagi para pejabat, maka jika para pejabat puas dengan mobil seharga Rp 300 juta, bisa dihemat uang sebesar Rp 100 milyar lebih. Uang tersebut bisa menyelamatkan 100 ribu rakyat Indonesia dari bahaya kelaparan selama setahun!

Bahkan jika dipikir, dengan gaji bersih total sekitar Rp 20 juta per bulan, para pejabat bisa mencicil mobil sebesar Rp 10 juta per bulan tanpa harus mengambil uang rakyat. Mayoritas rakyat Indonesia lainnya toh begitu. Menabung dari sisa gaji untuk beli rumah dan mobil.

Seharusnya uang rakyat itu diutamakan untuk mensejahterakan rakyat atau minimal menyelamatkan rakyat dari bahaya kelaparan. Bukan justru dihamburkan untuk kemewahan para pejabat.

“…Dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya dengan disedekahkan kepada fakir miskin; dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” [Al An’aam 141]

Mari kita berdoa mudah-mudahan tidak ada pejabat/pemimpin menuding rakyat sebagai boros untuk alasan menaikkan harga kebutuhan rakyat. Tapi kenyataan menunjukkan justru merekalah yang boros dan menaikkan harga barang karena ketamakan mereka kepada harta. Mudah-mudahan kita memiliki pemimpin yang sederhana, zuhud, qana’ah, dan gemar bersedekah untuk rakyatnya.

Sesungguhnya Allah mencela orang yang suka bermegah-megahan meski dengan dalih “Simbol Negara”

”Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” [At Takatsuur:1]

Mobil dinas pejabat senilai Rp 1,3 milyar tidak akan dapat menyelamatkan rakyat Indonesia dari kelaparan. Akan lebih bermanfaat jika uang tersebut diberikan kepada ribuan fakir miskin agar mereka tidak kelaparan.

Harta/kekayaan tidak ada manfaatnya jika dari yang haram atau tidak digunakan untuk membantu fakir miskin:

”Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.” [Al Lahab:2]

Rasulullah SAW berkata: ”Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan terhadap kalian, tetapi yang aku khawatirkan adalah jika kekayaan dunia dilimpahkan kepada kalian sebagaimana telah dilimpahkan kepada orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akhirnya dunia itu membinasakan kalian sebagaimana ia telah membinasakan mereka.” (Shahih Muslim No.5261)

Dalam surat Al Maa’uun disebut bahwa orang yang enggan menolong anak yatim dan fakir miskin dengan barang berguna sebagai pendusta agama meski dia sholat:

”Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat ria. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” [Al Maa’uun:1-7]

Allah melarang kita menghambur-hamburka n harta secara boros. Sebaliknya memerintahkan kita untuk bersedekah:

”Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburka n (hartamu) secara boros.

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” [Al Israa’:26-27]

Nabi Muhammad sendiri selaku Nabi dan pimpinan negara di mana kerajaan Romawi dan Persia sudah hampir jatuh di tangannya meski kaya menolak hidup mewah. Pada zaman Sahabat kedua kerajaan besar itu takluk di tangan Islam. Tidak seperti Raja Romawi dan Persia yang hidup mewah bergelimang harta, beliau hidup sederhana. Nabi tidur hanya beralaskan pelepah kurma sementara perabot rumahnya sedikit sekali sehingga membuat Umar ra menangis terharu:

Kisah Umar ra: Aku (Umar) lalu segera masuk menemui Rasulullah saw.. yang sedang berbaring di atas sebuah tikar. Aku duduk di dekatnya lalu beliau menurunkan kain sarungnya dan tidak ada sesuatu lain yang menutupi beliau selain kain itu. Terlihatlah tikar telah meninggalkan bekas di tubuh beliau. Kemudian aku melayangkan pandangan ke sekitar kamar beliau. Tiba-tiba aku melihat segenggam gandum kira-kira seberat satu sha‘ dan daun penyamak kulit di salah satu sudut kamar serta sehelai kulit binatang yang belum sempurna disamak. Seketika kedua mataku meneteskan air mata tanpa dapat kutahan. Rasulullah bertanya: Apakah yang membuatmu menangis, wahai putra Khathab? Aku menjawab: Wahai Rasulullah, bagaimana aku tidak menangis, tikar itu telah membekas di pinggangmu dan tempat ini aku tidak melihat yang lain dari apa yang telah aku lihat. Sementara kaisar (raja Romawi) dan kisra (raja Persia) bergelimang buah-buahan dan sungai-sungai sedangkan engkau adalah utusan Allah dan hamba pilihan-Nya hanya berada dalam sebuah kamar pengasingan seperti ini. Rasulullah saw. lalu bersabda: Wahai putra Khathab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bagian kita dan dunia menjadi bagian mereka? [Muslim]

Keluarga Nabi tidak pernah 3 hari berturut-turut makan dengan kenyang. Selalu ada saat kelaparan setiap 3 hari.

‘Aisyah melaporkan: Tidak pernah keluarga Muhammad (SAW) makan sampai kenyang dengan roti gandum untuk tiga malam berturut-turut sejak kedatangan mereka di Medina hingga wafatnya” [Muslim]

Inilah sunnah Nabi kita. Kaya, tapi memilih menyumbangkan kekayaannya untuk kejayaan Islam. Bukan menumpuk-numpuk kekayaannya untuk bermegah-megahan seperti dalam surat At Takatsuur.

Itulah sunnah Nabi. Hidup sederhana dan gemar bersedekah untuk menolong fakir miskin.

Wakil Ketua KPK, pak Bibit menyatakan bahwa, “Gaji kecil/besar itu relatif. Meski gaji kecil, jika hidup sederhana dengan makan nasi dan ikan asin, 2 bulan juga gaji masih ada. Tapi kalau makan tiap hari di Hyatt, maka 2 hari pun sudah habis.” Begitu katanya.

Yang terpenting adalah tidak tamak atau serakah.

Lihatlah bagaimana presiden Iran, Ahmadinejad, hidup sederhana dengan mobil Peugeot 504. Dia duduk di lantai. Tidur dan shalat di karpet biasa. Makanannya roti biasa dengan sedikit lauk. Kesederhanaan itu justru membuat banyak orang kagum akan dirinya. Kesederhanaan itu tidak membuatnya rendah diri untuk berani melawan presiden AS, George W Bush mau pun Barak Obama untuk berdebat dengannya.

Semoga kita semua bisa hidup sederhana seperti itu dan juga bisa memiliki pemimpin yang sederhana dan tidak boros serta gemar bermewah-mewahan.

Saat ini kita butuh pemimpin yang sederhana seperti Nabi Muhammad SAW namun rajin bersedekah agar rakyatnya kelaparan. Bukan pemimpin yang bermewah-mewahan dengan memakai uang rakyat dengan alasan itu symbol negara sementara jutaan rakyatnya dilanda kelaparan.

Silahkan baca selengkapnya berikut foto-foto di:
http://kabarislam.wordpress.com/2010/01/06/mobil-mewah-pejabat-rp-13-milyar-dan-jutaan-rakyat-yang-kelaparan/

50 Ribu Orang Indonesia Bunuh Diri Akibat Kemiskinan

Jakarta (SIB)

Fakta kesehatan jiwa di ibukota Jakarta semakin memprihatinkan, di mana dari delapan juta penduduk Indonesia, dua juta di antaranya atau satu banding empat, menderita gangguan neurotik atau gangguan kecemasan.
“Gangguan ini tidak berbahaya namun mengurangi produktivitas,” kata Staf Ahli Menteri Kesehatan, Rahmi Kuntoro saat member sambutan pada Seminar “Kesehatan Jiwa Menjadi Prioritas global di Indonesia di Jakarta, Rabu.
Sementara itu 8.000 dari dua juta penduduk Jakarta terdeteksi mengalami gangguan jiwa skizofrenia, yang pada level ini gangguan jiwa sudah dalam kategori berat. Data WHO menyebutkan, selama tiga tahun terakhir (2005-2007) sedikitnya 50 ribu orang Indonesia melakukan bunuh diri akibat kemiskinan dan himpitan ekonomi. Faktor ekonomi ini, ujarnya memang membuat seseorang menjadi rentan terhadap stress, cemas, ketergantungan pada zat psikoaktif serta berperilaku menyimpang. (Ant/k)

http://hariansib.com/?p=44698

Ibu Ajak Anak Bunuh Diri Karena Kemiskinan

Jumat, 11 Sept 2009 19:53:41

Blitar - WU (29) seorang ibu rumah tangga asal Dusun

Minggirsari, Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, nekat mengajak anak kandungnya, Danang (9), untuk bunuh diri, diduga karena alasan kemiskinan.

Aksi nekat seorang ibu tersebut diduga kuat lantaran beban hidup yang selama ini melekat kepada keluarganya, dirasa semakin berat, sehingga nekat bunuh diri.

http://www.antarajatim.com/lihat/berita/16777/Ibu-Ajak-Anak-Bunuh-Diri-Karena-Kemiskinan

Bunuh Diri karena Kemiskinan

Kamis, 2 Juli 2009 | 8:58 WIB

CILEGON | SURYA.CO.ID — Seorang ibu rumah tangga bernama Dasty (50) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Warga Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak, Cilegon, Banten, itu diduga tertekan karena kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.

http://www.surya.co.id/2009/07/02/bunuh-diri-karena-kemiskinan.html

Korban Tewas Akibat Kelaparan di Yahukimo Bertambah

Jum'at, 4 September 2009 - 16:38 wib

Nur Rahmatika Adriyati - Okezone

JAYAPURA - Musibah kelaparan yang melanda Kabupaten Yahukimo, Papua memakan korban lagi. Dikabarkan, saat ini korban tewas bertambah 21 orang. Jadi total warga yang tewas karena kelaparan menjadi 113 orang, dari semula 92 orang.

Seperti yang dikatakan Koordinator Yayasan Kristen Pelayanan Sosial Masyarakat Indonesia, Izak Kipka ketika dihubungi okezone, Jumat (4/9/2009).

"Ini berdasarkan penelusuran kami di lapangan, yakni di sejumlah distrik yang dilanda kelaparan," ujarnya.

http://news.okezone.com/read/2009/09/04/1/254564/1/korban-tewas-akibat-kelaparan-di-yahukimo-bertambah

http://infoindonesia.wordpress.com/2008/03/17/dari-sabang-sampai-merauke-rakyat-indonesia-mati-kelaparan

Kontroversi Mobil Pejabat Tifatul: Mobil Baru Menteri Tak Mewah Banget Mobil yang merupakan fasilitas mobil dinas untuk pejabat negara adalah simbol negara.

Senin, 4 Januari 2010, 17:54 WIB

Heri Susanto, Nur Farida Ahniar

VIVAnews - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengaku belum menggunakan mobil Toyota Crown Royal Saloon yang kini menjadi kontroversi.

"Lihat mobil itu, saya rasa modelnya nggak terlalu wah banget," ujar Tifatul di Jakarta, Senin, 4 Januari 2009. "Saya saja belum memakainya. Saya masih pakai Fortuner."

Menurut dia, mobil yang merupakan fasilitas mobil dinas untuk pejabat negara tersebut merupakan simbol negara. "Itu bukan milik pribadi, nggak boleh dipakai untuk bangga-banggain di kampung, nggak boleh."

Dia menekankan untuk simbol-simbol negara, menggunakan uang negara untuk membeli mobil yang bagus semestinya tidak dipersoalkan. "Nggak ada masalah, toh uangnya ada kan?"

Bahwa impor mobil itu dianggap bermasalah, Tifatul mengaku tidak tahu. "Kalau itu tanya kepada Menteri Sekretaris Negara."

Fasilitas mobil dinas pejabat negara, terutama yang diberikan kepada menteri menimbulkan kontroversi dianggap telah melanggar peraturan yang berlaku. Para Menteri mendapatkan mobil baru jenis Toyota Crown Royal Saloon yang diperkirakan harganya Rp 1,3 miliar.

Menurut temuan Indonesia Corruption Watch (ICW), fasilitas mobil itu bertentangan dengan Keputusan Menteri Keuangan sendiri. Sebab, ketentuan Menkeu menyebutkan harga fasilitas mobil dinas jauh di bawah harga tersebut.

http://nasional.vivanews.com/news/read/118398-tifatul__mobil_baru_menteri_tak_mewah_banget

Foto-foto Anak Korban Busung Lapar di Indonesia Alami Gizi Buruk, 5 Juta Anak Indonesia Terancam Kehilangan Daya Saing

Jum’at, 28 April 2006 07:30 WIB

JAKARTA–MIOL: Dalam 15 tahun mendatang sebanyak lima juta anak Indonesia terancam kehilangan daya saingnya bila kasus gizi buruk di Tanah Air tidak segera ditanggulangi. Data dari Departemen Kesehatan menyebutkan pada 2004 masalah gizi masih terjadi di 77,3 persen kabupaten dan 56 persen kota di Indonesia. Data tersebut juga menyebutkan bahwa pada 2003 sebanyak lima juta anak balita (27,5 persen) kurang gizi dimana 3,5 juta (19,2 persen) diantaranya berada pada tingkat gizi kurang dan 1,5 juta (8,3 persen) sisanya mengalami gizi buruk. Sementara menurut pengelompokkan prevalensi gizi kurang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia tergolong sebagai negara dengan status kekurangan gizi yang tinggi pada 2004 karena 5.119.935 balita dari 17.983.244 balita Indonesia (28,47 persen) termasuk kelompok gizi kurang dan gizi buruk.

http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/anak/giziburuk280406.htm

Busung Lapar, Cermin Kemiskinan Nasional Indonesia terkenal gemah ripah loh jinawi karta raharja. Namun, ungkapan itu rasanya patut dikaji ulang terkait meledaknya kasus busung lapar yang identik dengan kurang gizi.

http://www.its.ac.id/berita.php?nomer= 2030

http://infoindonesia.wordpress.com/2008/03/17/foto-foto-anak-korban-busung-lapar-di-indonesia/

14 Juta Lebih Penduduk Indonesia Menderita Gizi Buruk

Jakarta, Kamis

Berdasarkan data statistik kesehatan Departemen Kesehatan (Depkes) tahun 2005, dari 241.973.879 penduduk Indonesia sebanyak enam persen atau sekitar 14.500.000 orang menderita gizi buruk. Sebagian besar penderita gizi buruk tersebut berusia di bawah lima tahun (Balita).

"Jumlah itu lebih sedikit dari jumlah tahun-tahun sebelumnya, sehingga meskipun sekarang hampir setiap hari terjadi gizi buruk, namun tidak setinggi kasus gizi buruk pada tahun 2003-2004 sebagai imbas dari krisis moneter," kata Kepala Pusat Kajian Pembangunan Kesehatan Depkes, Abdurachman, di Jakarta, Kamis (2/3).

Abdurachman membenarkan kesehatan masyarakat Indonesia yang semestinya menjadi prioritas pembangunan, baik di tingkat nasional maupun lokal, namun hingga kini pemerintah masih mengesampingkannya. "Dalam tujuh prioritas pembangunan tahun 2006, aspek kesehatan bangsa tidak tersusun dengan jelas, apalagi dalam rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) 2005-2025," ujarnya.

Menurut dia, aspek kesehatan memang belum berada di posisi peringkat atas, meski derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih berada pada derajat memprihatinkan. Hal tersebut dapat dilihat dari minimnya alokasi anggaran untuk bidang kesehatan. Alokasi anggaran kesehatan dalam APBN 2006 sebesar Rp10,8 triliun, atau 2,9 persen dari APBN.

"Jumlah anggaran tersebut berada pada urutan ke enam di bawah sektor lainnya seperti pendidikan, ekonomi, dan layanan umum. Padahal seharusnya alokasi anggaran kesehatan sekurang-kurangnya lima persen dari APBN sesuai anjuran WHO," jelasnya.

Korban bertambah

Sementara itu, jumlah penderita penyakit gizi buruk di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, sejak akhir Desember 2005 hingga saat ini terus bertambah dan dua orang penderita meninggal dunia. Dua korban meninggal merupakan bagian dari 12 orang bayi balita yang dipastikan menderita gizi buruk di Kotabaru.

Kedua korban meninggal dunia yaitu Khusnul Khotimah (8) warga jalan Wiramartas Rt.7 No.8 meninggal akhir 2005 dan Hikmah (2) warga Rampak meninggal dunia akhir Februari 2006 setelah sempat dirawat di RSUD Kotabaru kemudian dibawa paksa pulang oleh pihak keluarga.

Sumber: Ant

Penulis: Nik

http://www.infoanda.com/linksfollow.php?lh=VgBRWlQB UA9f