Minggu, 11 September 2011

The Power of Patience


Patience gets this predator its prey


Menarik jika memperhatikan tayangan acara documentary channel di televisi. Bagaimana, para hewan pemangsa di darat berburu mangsanya di hutan belantara. Mereka mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan keperkasaannya untuk menaklukan lawannya. Apa yang bisa kita amati dari mereka? Banyak mereka yang berhasil, tapi tidak sedikit juga yang gagal memangsa buruannya.

Berbeda dengan buaya, hewan yang bisa juga memangsa di darat lebih senang mencari buruannya di dalam air. Buaya sering menghabiskan waktunya di dalam air untuk berburu mangsanya. Ia merendamkan dirinya dalam kurun yang cukup lama, diam tak bergerak, tapi tetap sigap mengamati sekelilingnya. Ia konsentrasi penuh mengidedentifikasi targetnya dengan jelas. Tenang, dengan penuh penghayatan dan tak pernah mengeluh ia tetap dalam posisi menunggu target yang siap untuk di lahapnya. Inilah yang membedakan buaya dengan hewan darat pemangsa lainnya. Ia memiliki kekuatan yang tak dimiliki oleh yang lain yakni kesabaran.

Fenomena alamiah di sekitar ini adalah pelajaran yang baik bagi kita, terutama bagi kita yang selama ini sering tak sabar dan berputus asa. Betapa tidak, banyak di antara kita selama ini harus kehilangan kesempatan suksesnya karena tak sabar. Kita telah membuang segala upaya, jeri payah, bahkan doa-doa panjang di setengah malam kita. Kita berhenti, lalu memulai sesuatu yang baru. Meninggalkan seluruh usaha keras kita pada titik di mana segala sesuatunya belum kita dapatkan. Bahkan, kita menyalahkan sambil memaki Tuhan karena merasa doa dan usahanya belum juga dikabulkan. Naif. Padahal kita belum pernah tahu takdir kita pada hari pertama setelah kita menghentikan ikhtiar dan doa kita. Sungguh, sesuatu yang mungkin tidak pernah akan kita duga, kalau ternyata hari itu adalah awal kesuksesan yang selama ini kita harapkan dan usahakan selama berhari-hari. (bersambung)

Tidak ada komentar: